Dolar AS terus melemah seiring meningkatnya ketegangan dengan Tiongkok
- Indeks Dolar AS tetap tertekan pada hari Kamis, terlihat di sekitar area 101 setelah upaya sebelumnya untuk pulih memudar.
- Kenaikan tarif baru dan komentar Fed yang condong ke dovish menambah kekhawatiran resesi dan inflasi, sehingga membebani Greenback.
- Indikator teknis secara umum tetap bearish, dengan resistensi kuat terlihat di dekat 102,30 dan tidak ada dukungan yang jelas di bawah zona saat ini.
Indeks Dolar AS (DXY) diperdagangkan mendekati area 101 pada sesi Kamis, terus merosot setelah gagal mempertahankan momentum pemulihan dari awal minggu. Pergerakan ini terjadi saat langkah tarif baru yang dikonfirmasi oleh Gedung Putih menaikkan tarif efektif impor Tiongkok hingga 145%. Pejabat Federal Reserve (Fed), termasuk Presiden Jeff Schmid dan Lorie Logan, memperingatkan bahwa tindakan perdagangan ini berisiko memperburuk inflasi dan dinamika pasar tenaga kerja.
Di sisi teknis, MACD terus memberi sinyal tekanan jual, sementara Indeks Kekuatan Relatif berada tepat di atas wilayah jenuh jual. Dengan momentum penurunan yang semakin intensif, DXY tetap rentan.
Ringkasan harian pergerakan pasar: Dolar AS melemah karena Fed memperingatkan risiko inflasi
- Gedung Putih mengonfirmasi peningkatan tarif pada barang-barang China, menaikkan tarif efektif menjadi 145% sambil mempertahankan dasar 10% untuk barang-barang lainnya.
- Pejabat Fed mengeluarkan peringatan keras, menyoroti bagaimana lonjakan tarif yang mengejutkan dapat mendorong harga konsumen lebih tinggi dan mempersulit keputusan kebijakan moneter.
- Logan dari Dallas Fed mengatakan tindakan perdagangan yang tidak terduga dapat memicu hilangnya pekerjaan dan memicu inflasi, yang memaksa bank sentral ke dalam posisi defensif.
- Klaim pengangguran terbaru naik sedikit menjadi 223 ribu, sementara klaim berkelanjutan turun menjadi 1,85 juta, memberikan sinyal beragam pada sisi tenaga kerja.
- Meskipun terjadi volatilitas baru-baru ini, para pembuat kebijakan Fed menghindari penyebutan langsung CPI Maret dalam komentar terbaru mereka, meskipun pasar tetap sensitif terhadap angka inflasi.