Emas pertahankan penurunannya yang memecahkan rekor kenaikan setelah angka inflasi AS yang lebih tinggi dari perkiraan merusak harapan investor akan kebijakan Federal Reserve untuk melakukan pelonggaran moneter dalam beberapa bulan mendatang.
Setelah reli selama sembilan hari perdagangan berturut-turut, emas batangan ditutup melemah 1,1% pada hari Selasa (12/3) ketika data menunjukkan indeks harga konsumen inti meningkat 0,4% dari bulan Januari, sedikit lebih tinggi dari perkiraan konsensus. Angka-angka tersebut memperkuat pendekatan hati-hati para pengambil kebijakan AS dalam menuju penurunan suku bunga.
Namun, para pedagang masih tetap teguh dalam spekulasi pada penurunan suku bunga tahun ini, dengan pasar swap memperkirakan peluang penurunan suku bunga sekitar 63% pada bulan Juni. Sementara itu, Treasury AS merosot setelah permintaan yang lebih lemah dari perkiraan selama lelang senilai $39 miliar. Baik imbal hasil maupun suku bunga yang lebih tinggi umumnya berdampak negatif bagi emas, sehingga tidak menghasilkan bunga.
Investor menantikan perkiraan triwulanan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) mengenai suku bunga yang akan dirilis minggu depan, termasuk dampak dari angka lapangan kerja dan inflasi terbaru. Reli emas batangan baru-baru ini juga dibantu oleh pembelian aset safe haven di tengah meningkatnya risiko geopolitik, serta peningkatan pembelian oleh bank sentral.
Harga emas di pasar spot stabil di $2,159.52 per ons pada pukul 8:25 pagi waktu Singapura, setelah mencapai rekor intraday $2,195.15 pada hari Jumat lalu. Perak naik tipis, sementara paladium dan platinum sedikit berubah. (Tgh)
Sumber: Bloomberg