WEEKLY MARKET OUTLOOK 07 -11 FEBRUARI 2022
Minggu ini
di perkirakan pasar akan bergerak Volatil, khususnya pasca rilis data Indeks
Harga Konsumen/CPI m/m. Data ini sangat
ditunggu pasar karena merupakan indikator utama Inflasi. Banyak pengamat
menduga bahwa Inflasi AS bisa mencapai 7.2%, dan ini menimbulkan gerakan yang
cukup volatile pada harga emas.
Setelah
jumat lalu dta Non-farm Employment Change AS dirilis di angka 467.000 atau di
atas proyeksi pengamat di 110.000,membuat dolar AS rebound dan mendorong harga
emas hingga ke level $1794.70 per tryounce.
Namun Senin
pagi harga emas loncat dan terjadi GAP bullish dari harga penutupan Jumat di
$1809.50 ke level $ 1813.00.
Hal ini
dikarenakan pasar khawatir akan naiknya inflasi global.
Data Inflas
Amerika di perkirakan dapat menyentuh level 7.2% karena naiknya harga energy.
Inggris diperkirakan Inflasinya naik 7.25% di bulan April.
Inggrsi
sebagai Negara yang paing agresif dalam menaiikan suku bunganya. Tercatat dal 2
bulan ini BoE telah menaikan suku bunga sebesar 2 X,yaitu 0.25% dan 0.50%,atau
15 bps dan 25 bps.
ECB
diperkirakan akan menaikkan suku bunganya di bulan Juni sebesar 10 bps.
Selain
kekhawatiran inflasi,kasus penularan virus omicron juga mulai menjadi fokus
pasar. Kenaikan berkali lipat kasus
omicron menimbulkan kekhawatiran tersendiri,walaupun di duga tidak separah
virus Covid sebelumnya.
Kasus
Omicron di Amerika tembus 900.000 kasus, Inggris umumkan 362.600 kasus Omicron.
Singapura umumkan 13.000 kasus dalam 28 hari dan Indonesia umumkan 32.000 kasus
dalam 18 hari.
Isu Omicron
ini juga penting menjadi fokus pasar ke depan,karena selalu bertambah berkali
lipat.
Mungkin
harga emas akan diuntungkan dengan kenaikan omicron ini.
Sementara itu
memanasnya Geopolitik Balkan,dimana Rusia dan Ukraina yang berseteru semakin
memanas. Menurut pengamat Gedung Putih menyatakan,jika salju tidak turun di
wilayah itu,mungkin Rusia telah menyerang Ukraina.
Perang yang
satu ini diperkirakan akan menjadi perang dunia ke III jika benar-benar terjadi,karena
banyak Negara besar seperti Amerika,Inggris,Perancis,Jerman,Rusia,Kore Utara ,Iran
dan China akan ikut campur dalm perang ini.
Untuk harga
minyak diperkirakan akan terus menguat seiring naiknya permintaan di tengah
kekhawatiran pasokan,karena para produsen minyak dunia sedang berperang.